Monday, May 17, 2010

Teman, Andakah Orang Hebat Itu?

Pernahkah anda merasakan saat-saat dimana anda tidak merasa hebat? Apa yang membedakan kita dengan generasi sahabat Rasulullah sehingga mereka mampu mengantarkan umat menuju terang di bawah panji Alloh? Udara yang dihirup berkomposisi sama, waktu yang diberikan sama-sama 24 jam, tangan yang diberikan sama-sama dua, organ yang diamanahkan juga sama-sama sempurna.

Imam Syafi'i mampu memecahkan 72 masalah fiqh yang bermanfaat bagi kaum muslimin dalam semalam, Condoliza Rice meraih gelar doktor pada usia 25 tahun, Muhammad Fathy Farahat syahid di usianya yang masih belia, Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’i hafizh pada usia 5 tahun dan mendapat gelar doktor honoris causa pada usia 7,5 tahun dan pesona orang-orang hebat lainnya. Bagaimana dengan saya dan anda?
Pernahkah anda merasa tertekan saat anda tak mampu menjadi orang hebat? Usah risau, coba simak tulisan Taufik Ismail yang tersohor itu:



Kalau kau tidak sanggup menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah saja belukar tapi belukar terbaik yang tumbuh di pinggir danau.
Kalau kau tidak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau kau tidak sanggup menjadi jalan raya, jadilah saja jalan setapak yang membawa orang ke mata air. Jadilah dirimu tapi jadilah saja dirimu sebaik-baik dirimu sendiri.

Menurut saya perbedaan antara kita dengan orang-orang hebat adalah tentang cara pandang terhadap diri sendiri. Orang-orang hebat menganggap bahwa dirinya berharga, begitu pun waktu dan potensinya, oleh karena itu menjadi manusia sia-sia tidak ada dalam kamusnya. Orang-orang hebat selalu menjadi inspirasi, sadar atau tidak.

Betapa banyak orang-orang yang seharusnya menjadi hebat malah memilih untuk menjadi biasa-biasa saja. Apatis dan hanya sanggup menonton kemudian kagum. Ini masalah cara berpikir, masalah mental.

Orang-orang hebat tidak banyak dilahirkan, tapi dibentuk. Ia dibentuk oleh cita-cita, disiplin, kerja keras, prinsip, keyakinan dan kesabaran serta pertolongan dari Alloh.

Mengutip karya Irfan Toni Herlambang :
Suatu hari di suatu taman, anak pipit malas mengepakkan sayap. Ia berkata "Sayapku masih kecil, Ayah, aku belum mau terbang, tempat ini terlalu tinggi, akan sakit sekali jika aku terjatuh"..Sang ayah pipit mengepakkan sayap, "Kita bangsa burung, pasti punya sayap. Tapi bukan sayap itu saja yang membuat kita terbang. Kepakan sayap lah yang membuat kita bertahan di udara. Cobalah, kepakan sayapmu jangan berhenti.." Cericit kecil dari induk pipit terdengar ramai, kepakan sayapnya tak henti-henti.

"Biarkan sayapmu berlatih. Biarkan angin dan udara yang membuatnya kuat. Biarkan sinar matahari yang membuatnya gesit. Biarkan tanah di bawah yang jauh itu sebagai ujiannya." Kepakan sayap ayah membuat si kecil terpesona. Ia mulai bangkit dari sarang dan berjalan meniti dahan. "Biarkan saja air hujan yang jatuh mengenai kedua sayapmu. Jadikan dahan-dahan ini tempatmu berkelit. Jangan pernah berhenti menggerakkan sayapmu jika ingin terbang seperti ayah, jangan berhenti .."

Pipit kecil mulai bergerak, plap..plap..plap..ya ..sedikit demi sedikit ia mulai belajar. Kemudian terbang. (Ayah, anakmu sudah bisa mengepakkan sayapnya, meski kadag terjatuh jua..)
Betapa indah perjuangan...saat burung terbang dan mengepakkan sayap di tengah terpaan angin dan panas terik matahari, atau ikan berenang dengan menggerakkan sirip di tengah deras arus sungai dan lekukan-lekukan karang. (Jadi inget Nemo..Uma, Hikmah, Ghina nonton lagi yuk!)
Orang-orang hebat mampu menghargai dirinya sendiri. Ia tidak pernah berhenti untuk membuat dirinya terus berarti.

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ”Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi” (Al-Ankabut : 2)

Tapi apakah orang-orang hebat itu harus selalu mendapat medali emas saat kompetisi, atau tampil di panggung megah, atau mendapat penghargaan skala nasional dan internasional? Itu tergantung paradigma kita tentang orang hebat. Hanya dengan menatap pesona orang-orang hebat tidaklah menjadikan kita hebat, jika kita hanya diam, tak bergerak. Seperti anak pipit, ia tidak akan terbang kalau tidak mengepakkan sayap, berkawan dengan angin, matahari, dahan dan kesabaran.

Tentukan amal yang akan menjadikanmu manusia hebat, Teman! Selamat terbang dan selamat tak henti mengepakkan sayap-sayapmu. Bagaimana menurutmu teman, bukankah engkau orang-orang hebat?

-27 Mei 2007-

No comments:

Post a Comment