Sunday, May 16, 2010

Road To S.Si, Apt.

Tulisan ini dibuat untuk adik-adik dan kawan-kawan yang akan mengikuti jejak perjuangan menuju S.Si Apt, juga untuk sahabat-sahabat yang ingin mengetahui sekelumit aktivitas ujian apoteker di ITB..

----------------------------------

TAHAP 1 : UJIAN PENELUSURAN PUSTAKA

Hari 1

Akhirnya hari yang (tidak) dinanti itu tiba :). “Bismillah..Ya Alloh bimbing tangan kanan hamba untuk mengambil soal yang mampu hamba kerjakan”. Alhamdulillah, akhirnya keluarlah soal SUSPENSI KETOKONAZOL. Yup, my lucky morning. Dimulai dengan membuka FI IV, yes ada, FI III, yah..gak ada, GG 10 th, yes ada, AHFS 2005, ya Alloh indeksnya ilang :(, alhamdulillah ada neng citra di depan bangku ujian (Pesan 1 : PERHATIKAN INDEKS BUKU SEBELUM ANDA BERTARUNG), jangan seperti saya, pas Hari H baru ketahuan indeksnya kurang.

Monografi ketokonazol ini ternyata sedikit. Dan di pasaran hanya ada dalam bentuk tablet, krim dan shampoo. Jadi pagi-pagi sebelum tiba giliran akses buku pool, saya kerjakan sedikit monografi, undang-undang dan farmakologi. Kalo di daftar undang-undang, obat ketokonazol itu termasuk DOWA II (Daftar Obat Wajib Apotek). Namun setelah di cek lagi di daftar perubahan golongan obat, ketokonazol yang semula DOWA II menjadi OBT (Obat Bebas Terbatas II). Itu permenkes terbaru. TAPI, terdapat pembatasan yaitu hanya untuk pemakaian luar. Pertanyaannya, apakah bentuk solida atau likuida yang oral juga berubah golongannya? Awalnya saya menggolongkan suspensi ketokonazol ini sebagai OBT, mengikuti permenkes tersebut, tapi setelah memperhatikan dst, menimbang dst, meninjau dst, obat ini digolongkan Obat Keras. Kenapa? Indikasi dan efek samping banyak, peringatan banyak, lagipula penggunaan secara sistemik berbeda dengan lokal, dan di ISO/MIMS semuanya G. Akhirnya ganti lagi undang-undang setelah istirahat. (Pesan 2 : PERHATIKAN UU TERBARU OBAT KITA, PAHAMI ARTI PEMBATASAN DALAM PERATURAN TERSEBUT, LIHAT FARMAKOLOGI DAN KEMUNGKINAN2 LAIN YANG DAPAT DIJADIKAN DASAR PENGGOLONGAN OBAT KITA)

UU selesai, akhirnya masuk pada bagian yang paling panjang dalam ujian penelusuran pustaka. Siapkan kamus bahasa inggris ya. (Pesan 3 : JIKA PUNYA KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, AKAN SANGAT LEBIH BAIK), karena sering ada istilah yang tidak ada padanannya dalam 1 kata bahasa Indonesia. Yang agak pening, ya saat menulis interaksi obat yang banyak, penggunaan pada kondisi khusus yang takut kebalik dengan peringatan, dan menerjemahkan toksisitas. Tiba giliran ke pool dan indeks zat aktif, alhamdulillah sebagian datanya ada, tapi lagi-lagi yang ditakutkan terjadi, dimana-mana tidak menemukan data stabilitanya. Florey juga gak ada, padahal kalo kata Pak Iim, Florey itu seperti Shahih Bukhari Muslim yang kalo gak pernah disentuh rasanya gak afdhal. Tapi gimana lagi, ketokonazolku tak ada di Florey. Oya, terjadi kekacauan saat akses buku pool, diantaranya inkonsistensi jatah waktu, lupa cara baca indeks Merck Index, mati lampu (hehe..). (Pesan 4 : BERSIKAP RILEKS SAAT AKSES BUKU POOL, PERHATIKAN PJ LAJUR, KENALI BUKU POOL SEBELUM ANDA BERTARUNG).

Yup, tiba waktu istirahat. Bukannya sibuk mereview, malah cari ivan, pj catering. Maklum selain menjadi peserta juga merangkap sebagai ibu konsumsi. (Pesan 5: PJ KONSUMSI HARUS MENYELESAIKAN SEGALA SESUATUNYA SEBELUM HARI PERTARUNGAN YA).

Setelah istirahat hari pertama selesai, siang hingga sore hari adalah waktunya menyelesaikan UU yang tadi salah dan evaluasi sediaan (yang harus siap salin). Alhamdulillah beres.

Waktu terus berlalu dan malam pun datang, mata ingin segera terpejam dan beristirahat di peraduan, tapi apa daya, hari esok belum ada jaminan ketenangan, karena hingga tengah malam formulasi belum jua kelar. Alhamdulillah ada Fetri, Sinta, dkk yang memberiku advice yang tepat tentang farmakologi dan teknologinya, thanks berat ya teman2.

--------------------------------


Hari 2

Untuk hari kedua persiapkan tenaga ekstra untuk menulis, menulis dan menulis. Jangan sisakan waktu untuk diam, tetaplah menulis meski pegal tak dinyana. Artinya, pada malam sebelumnya segala yang akan ditulis harus siap sedia. Baik itu evaluasi sediaan, formulasi, metode pembuatan, bahkan pengujian mutu, kedua terpanjang setelah farmakologi dalam ujian ini. Tapi perhatikan juga tulisannya, jangan sampai dosen2 tidak jadi memberi nilai sempurna hanya karena tulisan tangan anda yang tak konsisten. (Pesan 6 : tidurlah untuk mempersiapkan hari ke-2, dan siapkan segala folder siap salin, ingat harus siap salin, hari ke-2 hanya menyisakan sedikit waktu untuk berpikir).

Lalu…

Alhamdulillah, lulus tanpa peringatan. Tumpah ruahlah air mata kami yang entah kesekian kali. Air mata yang keluar terakhir ini menumbuhsuburkan semangat di perkarangan hati kami untuk menuntaskan perjuangan tahap 2 yang akan kami hadapi.SEGERA….


TAHAP 2 : UJIAN LABORATORIUM

Ujian laboratorium adalah ujian yang lebih berat dibandingkan ujian penelusuran pustaka. Selain berat persiapan teknisnya, juga berat konsekuensi yang harus dihadapi jika tahap 2 ini gagal. Tapi kebahagiaan datang dari hati, karena itu yang paling berat adalah bagaimana membuat hati bahagia menghadapi tribulasi-tribulasi ujian laboratorium.

Yang paling penting dari ujian tahap 2 ini adalah siapkan bahan untuk pembuatan jurnal laboratorium. Buat pengaturan yang baik dalam pembagian penggunaan alat evaluasi, pembagian pj ruang, pembagian alat dan bahan ujian. (Pesan 7 : Persiapkan diri anda untuk bekerja dalam tim sekaligus menyelaraskannya dengan kepentingan anda sendiri).

Pada hari pertama, alhamdulillah bisa mengerjakan beberapa evaluasi sediaan. Dan suspensiku jadi, berwarna kuning dan beraroma jeruk. Tapi kurang kental dan rasanya juga kurang manis. Kalo saya jadi anak-anak, mungkin saya akan memilih obat yang lain, hehe. (Pesan 8 : Selama diaduk, perhatikan kekentalan suspensi dan uji organoleptik, terutama ‘rasa’ saat itu juga. Oya, yang jangan dilupakan adalah SELALU lapor jika akan melakukan evaluasi atau penambahan bahan).

Hari kedua, uji stabilitas volume sedimentasi saya jelek sekali. Nilai F nya meurun drastis, jauhhhh sekali dibandingkan hari pertama. “ya Alloh, semoga gak cacking”, gumamku dalam hati. Akhirnya saya lapor pada Bu Jessi kalo evaluasi volume sedimentasinya sudah selesai dan saya ingin menguji apa terjadi cacking atau tidak. Alhamdulillah ketakutanku tidak terjadi.

Hari ketiga adalah mengerjakan evaluasi yang belum sempat dikerjakan, diantaranya rheologi dan uji distribusi partikel. Oya, sebelum anda bertarung dalam ujian ini, upayakan sudah bert’aruf alias berkenalan bahkan saling paham dengan alat-alat evaluasi. Jangan habiskan waktu anda untuk membaca manual alat pas hari H, dijamin stress. Paham system alat juga penting, karena dosen mungkin saja akan bertanya tiba-tiba saat anda lengah. Hal ini beneran terjadi pada saya loh… Dan yang terakhir adalah pengemasan sediaan. Upayakan buat nama yang bagus, relevan, mudah diingat berikut dengan desain yang elegan. JIka anda tidak bisa, serahkan pada ahlinya. :P (Dengan ini sekali lagi saya ucapkan makasih banyak untuk Manda yang telah mendesain kemasanku, desain yang bersahaja namun unik memesona)



Lalu..

Alhamdulillah kembali lisan ini memuji Alloh, akhirnya lulus juga tanpa peringatan. Kali ini, air mata menetes membasahi bunga-bunga senyum yang bermekaran, berbahagia, karena tinggal satu langkah lagi menuju salah satu cita-cita kami:).

--------------------------------


TAHAP 3 : UJIAN LISAN

Persiapan ujian lisan ini bisa dibilang sangat minim, karena saya dan teman2 sudah mulai kuliah S2. Tapi alhamdulillah, 2 hari terakhir saya belajar sangat ekstra (kalo gak bisa dibilang Sistem Kebut 2 hari), dan sempat menginap belajar di rumah Amanda (Makasih ya, Manda).

Finally, tahap 3 tiba. Blazer ibu pun dipakai untuk menambah kesan serius dan siap untuk menjawab pertanyaan para pakar dan praktisi itu. (Pesan 8 :Pakaian yang kita kenakan mendukung rasa percaya diri lho, serius). Alhamdulillah pertanyaan-pertanyaan penguji dapat dijawab, meski terkadang disertai cengengesan dan ada beberapa yang out of my brain, alias gua kagak tahu ada teori kaya gitu. Yang penting, kuasai terlebih dahulu KP kita selama 2 semester dan share dengan kawan2 yang KP di tempat lain. Seperti halnya sidang sarjana, cool dan pakailah logika anda jika anda lupa teori yang sempat menjejali otak anda selama beberapa tahun di bangku kuliah. Lalu ucapkan tidak tahu jika anda memang benar-benar tidak tahu, sebab anda berhadapan dengan praktisi yang tidak hanya berbekal teori tapi juga pengalaman praktis bertahun-tahun.

Akhirnya…

Saat yang mendebarkan pun tiba, beberapa wajah tertunduk lesu menanti selembar kertas yang 2 tahap lalu ditempel biasa di papan pengumuman. Ada pula yang masih bisa tertawa riang karena pada umumnya tahap 3 hanyalah formalitas, ujian sebenarnya adalah tahap 1 dan 2. Lalu dimanakah aku? Ah, percaya saja bahwa Alloh akan memberikan hasil terbaik. Yang penting sudah ikhtiar semaksimal mungkin, baik itu materi, raga, jiwa, otak, akal, persahabatan, keluarga, semua……..:)


Hasilnya, semua lulus menjadi S.Si Apt. Kembali kami terpekur sujud menerima hadiah yang sangat besar dari pencipta langit dan bumi. Terimakasih, untuk semuanya yang telah mengantarkan kami menuju gerbang ini, tolong jangan tinggalkan kami untuk melangkah menuju gerbang cita-cita selanjutnya yaitu Indonesia Sehat Merdeka. Majulah apoteker-apoteker Nusantara..!!


-19 Oktober 2007-

No comments:

Post a Comment