Wednesday, July 29, 2009

Mengungkap Fakta Kolesterol

Penyakit stroke dan jantung jarang terpisahkan dengan faktor resiko yang satu ini yakni kolesterol. Ya, kolesterol yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah atau aterosklerosis. Penyumbatan ini dapat menghambat aliran darah ke organ-organ utama, misalnya jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (stroke). Di Indonesia, terdapat sekitar 36 juta penduduk atau sekitar 18% dari total penduduk Indonesia yang menderita kelainan lemak darah ini. Dari jumlah tersebut, 80% pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan gejala sebelumnya. Namun jangan salah, kolesterol tidak selamanya ‘jahat’. Kolesterol adalah lemak kompleks yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel, metabolisme vitamin-vitamin yang larut lemak (vitamin A,D,E,K), sebagai bahan baku pembentukan vitamin D dan hormon-hormon steroid (termasuk di dalamnya hormon progesteron, estrogen dan testosteron). Secara alami kolesterol bisa dibentuk oleh tubuh sendiri yakni di dalam hati, selebihnya didapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju dan susu. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dL. Apabila di atas 240, maka beresiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein diantaranya low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL).

LDL bertugas untuk mengirimkan kolesterol dari hati ke dalam sel-sel tubuh yang memerlukan seperti sel otak, sel otot jantung dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jenis kolesterol ini berbahaya, karena dapat menyebabkan pelekatan kolesterol di dinding pembuluh darah, sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol “jahat”. Bila kadar LDL terlalu tinggi, maka akan menyebabkan penyumbatan pada bagian dalam pembuluh darah (aterosklerosis), yang kemudian dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah dibawah 100 mg/dL. Kolesterol LDL 100-129 mg/dL dimasukkan ke dalam kategori normal, 130-159 mg/dL merupakan batas tertinggi, sedangkan di atas 160 mg/dL disertai faktor resiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak olahraga perlu segera diberi obat.

HDL bertugas untuk mengambil kelebihan kolesterol dalam tubuh untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. Jenis kolesterol ini sering disebut sebagai lemak yang “baik”, sebab dapat membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dL untuk pria, atau di atas 50 mg/dL untuk wanita. HDL kolesterol yang rendah dapat disebabkan oleh kebisaan merokok, badan terlalu gemuk dan kurang gerak.

Selain kedua bentuk kolesterol diatas, terdapat satu lagi jenis lemak yang disebut trigliserida. Trigliserida adalah satu jenis lemak dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Orang yang sakit jantung, diabetes, atau obesitas biasanya mempunyai kadar trigliserida yang tinggi. Trigliserida dalam darah yang normal harus di bawah 150 mg/dL. Beberapa orang mempunyai trigliserida yang tinggi lantaran penyakit lain atau keturunan. Bila memang ada faktor keturunan, maka gaya hidup harus diubah, mulai dari diet rendah lemak, olahraga teratur, menurunkan berat badan, tidak merokok, juga tidak minum alkohol, bahkan dianjurkan mengurangi konsumsi karbohidrat (misalnya nasi, mie atau roti) sampai kurang dari 50% dari jumlah kalori total. Dalam sebuah penelitian dalam Journal of The American Heart Association yang dilakukan selama 7 tahun dengan melibatkan 11 ribu lebih responden, diketahui bahwa 487 responden yang mengalami stroke ringan mempunyai kadar trigliserida yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan kadar lemak darah rutin, trigliserida selalu diukur bersamaan dengan kolesterol, karena ternyata trigliserida juga dapat menjadi faktor resiko aterosklerosis.

Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia bisa menimpa siapa saja. Orang yang bertubuh gemuk bukan berarti mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi daripada orang bertubuh kurus. Kadar kolesterol sangat bergantung kepada jenis makanan yang dikonsumsi. Selain itu, hiperkolesterolemia tidak hanya diderita oleh orang tua saja, bahkan usia anak-anak pun atau remaja bisa mengalaminya. Pembentukan plak (sumbatan pada pembuluh darah) dapat dijumpai pada anak-anak, dan kejadiannya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Oleh karena itu, upayakan kolesterol darah di bawah 170 mg/dL dan kolesterol LDL paling tinggi 110 mg/dL untuk anak dan remaja.

Sebagian besar hiperkolesterolemia tidak menimbulkan gejala. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi kurang, akibatnya gejala yang timbul adalah gejala kekurangan oksigen seperti sakit kepala dan pegal-pegal. Namun, karena banyak yang tanpa gejala, maka dianjurkan untuk periksa kadar lemak darah rutin minimal 1 tahun sekali. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui hiperkolesterolemia sedini mungkin sehingga dapat mencegah penyakit yang diakibatkan. Agar kolesterol total, LDL dan trigliserida terkontrol maka perlu pengaturan asupan makanan dan melakukan aktivitas. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi kolesterol dalam makanan diantaranya pilih minyak nabati seperti minyak jagung atau minyak soya (kedelai) daripada minyak hewani; gantikan daging dengan tahu, kacang atau sayuran; pilih daging kurus daripada daging sosis atau daging kaleng; buang lemak pada daging dan pisahkan kulit dari ayam dan bebek; pilih susu rendah lemak (low fat) daripada susu fullcream; kurangi masak dengan cara menggoreng, lebih baik mengkukus, rebus, bakar atau panggang; batasi konsumsi makanan goreng yang kaya lemak hanya dua kali per minggu; hindari makanan babi, kambing, jeroan, atau yang banyak mengandung lemak; batasi makan udang, kepiting atau kerang; jauhi kue yang banyak krim atau minyak; carilah buah segar setiap hari; banyak mengkonsumsi makanan kaya serat seperti sayur, buah-buahan, padi-padian dan kacang-kacangan. Selain mengontrol asupan makanan, berolahraga secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Olahraga membantu membakar kolesterol/lemak dalam tubuh menjadi energi.

Berbagai fakta bahwa kolesterol sering menjadi faktor resiko penyakit yang mematikan seperti jantung koroner dan stroke semoga menjadi motivasi agar kita mengatur pola hidup lebih sehat. Terlebih lagi setelah mengetahui bahwa kolesterol juga memiliki manfaat bagi tubuh dan dapat dikontrol melalui pemilihan menu makanan dan ragam aktivitas. Jika kadar kolesterol anda sudah terlanjur tinggi, sebaiknya anda mencoba berbagai tips diatas dan menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kesehatan anda. Salam sehat :)..

No comments:

Post a Comment